Comments are off for this post

Iman dan Pengharapan

Iman dan Pengharapan
Author: Pdt. Dr. Stephen Tong
Posted on: 2015-02-02 22:22:57
   

“tanpa iman, tak seorang pun bisa diperkenan oleh Allah” artinya: dengan iman kita datang ke hadapan Tuhan. Iman adalah mengakhiri peperangan, pergumulan pribadi lalu bersandar pada keselamatan yang Allah sediakan di dalam Kristus. Iman berarti tidak lagi mencoba memperkenan hati Tuhan dengan jasa kita, iman berarti kita tidak datang ke hadapan Tuhan dengan kelakuan kita, iman berarti kita bersandar pada keselamatan yang telah digenapkan oleh Tuhan Yesus. Maka iman adalah dasar yang paling penting dalam kekristenan. Iman jugalah yang membedakan kekristenan dari agama-agama lain. “Tanpa iman tak seorang pun bisa diperkenan Tuhan” melalui iman kita menang atas dunia ini. Pengharapan berasal dari iman kita kepada kesetiaan Tuhan. Dengan kata lain, kesetiaan Tuhan adalah dasar dari pengharapan kita, dan janji Allah yang didasarkan atas kesetiaan-Nya adalah jaminan bagi pengharapan kita. Karena iman kita menang atas dunia ini, karena pengharapan kita dimampukan untuk mengarahkan pandangan kita pada dunia yang lain. Maka setelah kita beriman, kita segera masuk pada tahap pengharapan. Yang kita harapkan bukanlah dunia yang nampak ini, karena dunia yang nampak sementara adanya, sedangkan dunia yang kekal adalah dunia yang tidak nampak. Apakah yang membawa

kita menemukan dunia yang tidak nampak? Pengharapanlah. Jadi, iman menghasilkan pengharapan dan pengharapan membawa kita mengarah pada kekekalan. Dengan demikian, iman memampukan kita menang atas dunia ini dan pengharapan memampukan kita melintasi dunia ini melihat akan dunia yang ada di sana, itulah yang membuat kita tidak terlalu mengutamakan dunia yang nampak ini. Iman dan pengharapan memampukan kita melalui hidup rohani yang melampaui hidup di dunia ini. Baru setelah itu timbul hal yang ketiga: kasih. Setelah kita mempunyai iman, kita mampu menang atas dunia ini. Setelah kita memperoleh pengharapan, kita mampu melihat dunia yang ada di atas dunia ini dengan jelas. Setelah kita memiliki kasih, kita mampu menoleh ke belakang untuk memulihkan dunia ini. Puji Tuhan, tidak ada satu agama pun yang sanggup mengungkapkan unsur rohani yang lebih jelas daripada apa yang diungkapkan oleh Alkitab. Belum pernah ada satu fi lsafat yang mengajarkan kepada kita tentang intisari hidup rohani yang begitu limpah. Siapakah orang Kristen? Orang Kristen adalah orang yang beriman kepada Allah. Siapakah orang Kristen? Orang Kristen adalah orang yang memandang kehendak Allah dari tempat yang jauh. Siapakah orang Kristen? Orang Kristen adalah orang yang menikmati kasih Allah dan membagi-bagikannya kepada orang lain. Iman adalah sesuatu  penerobosan dan pelampauan dan pengharapan memampukan kita melampaui siksaan waktu, melampaui proses penderitaan. Orang yang hidupnya lancar merasa waktu berlalu dengan begitu cepat, tapi orang yang sedang menderita merasa waktu adalah penyiksa yang kejam. Tatkala kita mampu melampaui siksaan waktu, barulah kita menikmati substansi kekekalan. Allah menganugerahkan pengharapan kepada kita, maka orang Kristen yang

hidupnya dekat dengan Allah waktu menaikkan puji-puji lupa akan berlalunya waktu, karena dia sedang menikmati kekekalan. Yang dimaksud tentu bukan semacam pelarian, karena faktanya orang Kristen yang sudah beriman masih tetap hidup di dalam dunia yang real, tapi dia pun mampu  melalui hidup rohani secara nyata. Sebab itu, orang Kristen bukan lari dari realita melainkan melampaui realita dan kemudian mengubah realita. Seorang yang berpengharapan tidak dibelenggu oleh kenyataan hidup masa sekarang, karena dia mampu melihat dua realita: adanya masa kini dan adanya otoritas kekekalan. Orang yang hanya mengutamakan realita masa kini adalah penganut materilisme, tapi orang yang mampu memandang akan adanya otoritas kekekalan dalah orang yang berpengharapan. Paulus berkata, kita bukanlah orang-orang yang tidak mempunyai pengharapan. Itu sebabnya, tatkala orang kafir kehilangan anggota keluarga atau orang yang paling mereka kasih akan menangis begitu rupa, karena mereka tidak mempunyai pengharapan. Tapi kata Paulus, kamu bukanlah orang-orang yang seperti itu, mengapa kamu bersedih seperti layaknya orang-orang yang tidak berpengharapan? Tidakkah kamu tahu, bahwa kita adalah orang-orang yang berpengharapan? Allah mengambil orang-orang yang kita kasihi adalah lebih dahulu membawa mereka ke tempat yang kekal, yang bahagia, saat itu, mereka berhenti dari segala pergumulan hidup untuk menikmati sukacita di dalam ribaan Allah yang kekal. Sebab itu, bagi orang Kristen, baik hidup atau mati, baik hidup yang sekarang atau pun hidup yang akan datang, baik yang nampak ataupun yang tidak nampak, kita sudah menang. Karena tak seorang pun sanggup memisahkan kita dari kasih Allah, kasih yang berada di dalam keselamatan Yesus Kristus. Dengan demikian, orang Kristen adalah orang yang berpengharapan.