Antara Aku, Dia, dan Mereka | |
Author: | Tjandra Afandi |
Posted on: | 2014-06-15 15:17:40 |
Kasih Allah adalah kisah kasih yang terbesar dan teragung yang pernah terjadi. Allah Sang Pencipta membentuk manusia secara personal; Allah Pengasih mencari manusia yang terhilang; Allah Maha Adil membayar hutang dosa dengan darahNya yang kudus. Sedangkan manusia: apa yang kita lakukan? Layakkah kita menerima kasihNya?
Kita: Terhilang, Namun Diselamatkan
Natur kita adalah manusia yang berdosa. Kita tidak mungkin tidak melakukan dosa. Tuan kita adalah si Iblis, dan akhir hidup kita adalah neraka dan penyiksaan yang kekal. Hidup kita ini sia-sia!
Tetapi seperti tertulis di Yohanes 3:16, karena begitu besar kasih Allah akan kita, Dia rela mengaruniakan AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus, bagi kita. Bila kita percaya kepada Nya, kita tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Ini adalah perubahan status: kita yang berdosa dan terhilang, dijangkau Nya dan dirubah menjadi orang-orang suci. Dosa-dosa kita diampuni, kuasa Iblis dipatahkan, dan surga dijanjikanNya untuk kita. Hidup kita jadi
berarti!
Di antara Aku dan Dia (Tuhan) ada pertobatan dan keselamatan. Ada anugerah yang diberi dan diterima dengan hati yang penuh syukur. Antara kita dan Tuhan ada perdamaian dan kehidupan baru. Now… what’s next? Setelah diselamatkan, terus apa selanjutnya?
Yohanes Pembaptis, Saksi Kristus
Mari kita lihat sejenak Yohanes 1:6-8 “Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya
Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.”
Yohanes Pembaptis adalah seorang nabi yang diserahi tugas khusus: mempersiapkan jalan bagi Yesus. Dalam masa hidupnya, ada tiga hal penting yang selalu diberitakan oleh Yohanes:
- Tuhan datang. Allah sang pencipta langit dan bumi, yang memegang kehidupan manusia, datang ke dunia.
- Luruskanlah jalan Tuhan. Bertobatlah dari dosa dan kehidupan yang lama.
- Dibaptis.
Dua hal ini disampaikan Yohanes dengan sense of urgency dan apa adanya. Dia tahu penghakiman akan tiba: petobat akan diselamatkan, dan pendosa akan menerima hukumannya (Matius 3:8-10,12). Namun celaka, sperti yang ditulis di Yohanes 1:9-10: “Terang yang sesungguhnya, yan menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada did dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetap dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kapada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.” UmatNya sendiri tidak mengenalNya, apalagi mau menerimaNya dan memberikan diri mereka diselamatkan? Keadaan seperti ini tidak membuat Yohanes undur.
Sebaliknya, dengan setia dan berkobar-kobar dia tetap menjadi saksi Kristus. Saya percaya sikap ini bukan hanya menunjukkan ketaatan Yohanes kepada mandat yang diberikan. Lebih dari itu, saya percaya Yohanes ada concern akan jiwa-jiwa yang terhilang yang butuh keselamatan. Coba bandingkan dengan kisah Yunus, yang diutus namun tidak mau pergi. Alasan ketidak-taatannya adalah karena dia mau orang-orang Niniwe mati dihukum Tuhan
(Yunus 4:1-2)! Bagaimana dengan kita? Antara aku dan dia (Yohanes), adakah hati yang taat dan penuh kasih?
Mereka: Terhilang dan Butuh Keselamatan
Setelah diselamatkan, seharusnyalah kita taat akan tugas kita untuk menjalankan Amanat Agung dan bersaksi bagiNya (Matius 28:19-20). Setelah menerima kasih Allah, seharusnyalah juga kita mengasihi akan jiwa-jiwa yang terhilang. Masakah kita tega membiarkan
mereka binasa tanpa mendengar Kabar Sukacita Injil Kristus?
Di sisi lain, kita harus ingat bahwa kita diutus bagai domba di tengah-tengah serigala (Matius 10:16). Jangan lupa bahwa umatNya pun menolakNya! Tapi biarlah kita senantiasa ingat janji Tuhan bahwa “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20b).
Antara kita dan mereka yang terhilang, ada pengorbanan Kristus yang membuat kita rela berkorban demi melihat mereka menerima Kristus. Ada karya keselamatan yang kita terima dariNya, yang memampukan kita menjangkau mereka untuk juga diselamatkan. Antara
kita dan mereka yang terhilang, haruslah ada terang dan kasih, yang sudah kita alami,
dan yang kini kita bagikan.