Comments are off for this post

Menyenangkan Tuhan

Menyenangkan Tuhan
Author: Wilson Suwanto
Posted on: 2014-11-20 19:18:31


Ada orang-orang yang kita rindu untuk menyenangkan. Sebagai seorang ayah, kita ingin menyenangkan anak kita, misalnya dengan cara membelikan mainan kesukaan mereka, atau makanan favorit mereka. Sebagai seorang suami, kita ingin membuat istri kita bahagia, misalnya dengan memperhatikan kesehatan dan menolong tugas rumah tangganya. Sebagai anak, kita juga ingin membuat orang-tua kita berbahagia, misalnya dengan memperhatikan kesehatan di usia mereka yang sudah lanjut. Ketika mereka berbahagia, kita merasa lebih berbahagia.

Sebagai orang percaya, kita memegang ajaran Yesus: Lebih berbahagia memberi daripada menerima (Kis. 20:35). Ketika kita menerima perlakuan yang baik dari orang lain, kita berbahagia. Tetapi, kita akan lebih berbahagia jika kita memperlakukan orang lain dengan baik, daripada diperlakukan dengan baik. Ketika kita menjadi dewasa rohani, kita bisa mengerti bahwa kebahagiaan kita adalah ketika kita bisa membahagiakan orang-orang yang Tuhan tempatkan dalam hidup kita. Tentunya kebahagiaan yang dimaksud adalah yang sesuai dengan firman Tuhan, dan bukan kesenangan duniawi.

Kerinduan terbesar seorang Kristen adalah menyenangkan Tuhan. Bagaimana mungkin kita bisa menyenangkan Tuhan? Paulus menguatkan jemaat Tesalonika dengan berkata bahwa mereka sudah hidup menyenangkan Tuhan, dan Paulus menasihatkan agar mereka terus melakukannya dengan lebih giat (1 Tes. 4.1). Jadi menyenangkan Tuhan itu sangat mungkin. Bukankah Tuhan itu kudus, sempurna, dan agung adanya? Apakah yang bisa membuatNya senang? Apakah yang harus kita lakukan untuk membuatNya “tersenyum”?

Jika kita punya kerinduan untuk menyenangkan Dia, itu sudah menyenangkan Tuhan. Di hari tuanya, Daud terpikir ingin membangun Bait bagi Tuhan. Tuhan tidak mengizinkannya, tetapi Tuhan berkenan atas niat baik Daud yang rindu memberi yang terbaik (2 Sam. 7). Menyenangkan Tuhan mulai dari hati, baru kemudian terwujud dalam perbuatan. Jika kita tidak bisa menyenangkan semua orang, bagaimana mungkin kita bisa menyenangkan Sang Pencipta? Anehnya, kita bisa menyenangkan Dia.

Semua ini dimungkinkan oleh pengorbanan Yesus Kristus. Melalui darahNya, kita disucikan dan diterima oleh Tuhan. Segala yang kita lakukan di dalam Kristus adalah menyenangkan Dia. Ketika kita ingat kebaikan Tuhan dan bersyukur, Tuhan merasa senang. Ketika kita percaya penuh pada janji Tuhan, Tuhan senang. Ketika kita merendahkan diri dan mengakui kedaulatan Tuhan, Tuhan berkenan atas perbuatan tersebut.

Kita wajib bersyukur bahwa kita dimungkinkan untuk menyenangkan Tuhan. Standar Tuhan sangat tingi sehingga sebenarnya tidak ada seorangpun dapat menyenangkan Dia. Tetapi Kristus adalah Perantara antara kita dan Allah, sehingga perbuatan sekecil apapun yang kita lakukan bagi Dia, itu sudah menyenangkanNya.

Ketika kita menyenangkan seseorang, kebahagiaannya adalah kebahagiaan kita. Bahkan, kebahagiaan kita lebih besar daripada kebahagiaan dia. Bayangkan jika Tuhan yang merasa bahagia atas hati dan perbuatan kita. Berapa besar sukacita yang akan kita alami di dalam hati kita? Tuhan semesta alam merasa senang dan berkenan atas ucapan, tindakan, bahkan sikap hati kita. Luar biasa!

Semua manusia mengejar kebahagiaan sejati. Tidak ada kebahagiaan yang lebih tinggi daripada kebahagiaan Tuhan itu sendiri. Dan, ketika kita rindu menyenangkan Tuhan, dan ketika Tuhan berkenan dan senang atas hati dan perbuatan kita, kita sungguh-sungguh mencicipi kebahagiaan tertinggi yang manusia sanggup nikmati.

Sukacita Tuhan yang mengalir dalam hati kita, malah memberikan kekuatan untuk terus melayani dan menyenangkanNya. Benar seperti kata Nehemia bahwa sukacita Tuhan adalah kekuatan kita (Neh. 8.10). Jika kita sering merasa lemah, itu disebabkan karena kita berharap dan menunggu agar dibuat senang oleh orang lain. Kita juga merasa ketika kita berusaha menyenangkan orang lain, karena tidak mungkin kita bisa menyenangkan semua orang. Baik minta disenangkan atau berusaha menyenangkan semua orang, menghisap energi kita dan segera sesudah itu, kita merasa sangat lemah dan tidak mempunyai kekuatan. Kita salah objek.

Senangkanlah Tuhan. Tuhan senang akan hal-hal ini: iman, kerendahan hati, dan ketulusan. Percaya penuh kepadaNya. Rendahkan diri kita di hadapanNya. Jujur di hadapanNya. Saudara yang langsung merasakan sukacita Tuhan mengalir di dalam hidup ini. Kekuatan Saudara akan dipulihkan. Roh Kudus akan memampukan Saudara lebih menyenangkan Dia. Hidup Saudara akan mengalir menjadi berkat bagi banyak orang sehingga mereka pun belajar untuk menyenangkan Dia.

Ketika orang-tua kita merasa senang melihat kehidupan kita sebagai anak mereka, kita sangat bangga dan bahagia. Ketika anak-anak kita merasa senang mempunyai orang-tua seperti kita, kita sangat bangga dan bahagia. Bayangkan jika kita tahu bahwa Tuhan senang melihat hidup kita sebagai anakNya. Kemegahan dan kebahagiaan kita tidak akan terukur. Pada titik itu, kita mencapai tujuan hidup kita yang tertinggi, yaitu: memuliakan Dia dan menikmatiNya. To glorify Him and to enjoy Him forever.